Karunia

Leave a Comment
kartun muslimah hijab

Nenek yang tampak lusuh itu memegang kantong plastik hitam. 
Dia terlihat sangat tua. Raganya membungkuk, matanya berair, guratan keriput di wajahnya jelas dan berkelok. 
Dia tersenyum-senyum dengan sendirinya.

Kutanya, "Apa gerangan yang ada di plastik itu, Nek?"

"Minyak goreng," jawabnya tersenyum.

Minyak itu ternyata jatah pembagian sembako yang baru saja dia dapatkan. Dia bercerita bahwa dia seharian harus mengantri berpanas-panasan di bawah terik matahari untuk mendapatkan barang mewah itu.
Minyak itu akan digunakannya menggoreng tepung untuk cucunya.

"Tepung? Tepung..untuk dimakan cucunya?" awalnya aku kaget tak percaya. Namun memang begitu ceritanya. 

Nenek itu bercerita dengan riang bahwa cucunya sangat senang bila digorengkan tepung. Hanya tepung. Sebab tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh nenek itu. Tak ada cukup uang untuk membeli makanan, selain tepung. 

Seketika aku mengingat makanan yang begitu beragam dan menumpuk di rumah, yang jarang sekali aku bersyukur dan bahkan peduli atasnya. Nikmat agung di sekelilingku kuanggap tak berharga. Sedangkan nenek ini, sudah riang bukan main hanya dengan bisa memberi tepung goreng kepada cucunya.


mlg/24/4/14/*diadaptasi dari "Kisah Seorang Nenek yang Tegar", kisahkisah.com
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment