kartun binatang

begitulah sikap sombong
merasa benar, merasa besar
yang dirasa kecil, tak dihiraukan


mlg/24/4/13
kartun muslimah hijab

Nenek yang tampak lusuh itu memegang kantong plastik hitam. 
Dia terlihat sangat tua. Raganya membungkuk, matanya berair, guratan keriput di wajahnya jelas dan berkelok. 
Dia tersenyum-senyum dengan sendirinya.

Kutanya, "Apa gerangan yang ada di plastik itu, Nek?"

"Minyak goreng," jawabnya tersenyum.

Minyak itu ternyata jatah pembagian sembako yang baru saja dia dapatkan. Dia bercerita bahwa dia seharian harus mengantri berpanas-panasan di bawah terik matahari untuk mendapatkan barang mewah itu.
Minyak itu akan digunakannya menggoreng tepung untuk cucunya.

"Tepung? Tepung..untuk dimakan cucunya?" awalnya aku kaget tak percaya. Namun memang begitu ceritanya. 

Nenek itu bercerita dengan riang bahwa cucunya sangat senang bila digorengkan tepung. Hanya tepung. Sebab tak ada lagi yang bisa dilakukan oleh nenek itu. Tak ada cukup uang untuk membeli makanan, selain tepung. 

Seketika aku mengingat makanan yang begitu beragam dan menumpuk di rumah, yang jarang sekali aku bersyukur dan bahkan peduli atasnya. Nikmat agung di sekelilingku kuanggap tak berharga. Sedangkan nenek ini, sudah riang bukan main hanya dengan bisa memberi tepung goreng kepada cucunya.


mlg/24/4/14/*diadaptasi dari "Kisah Seorang Nenek yang Tegar", kisahkisah.com
semut lalat

mulia itu,,
tak hanya dimiliki oleh mereka yang ada di atas
tak hanya dimiliki mereka yang bernama, ataupun bertahta
mulia itu,,
juga milik mereka yang di tengah, juga mereka yang dibawah sekalipun
mereka yang sederhana, mereka yang biasa dan tak bernama mampu menjadi mulia
mulia itu,,
untuk siapa saja yang mau berusaha


mlg/2/9/14

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home